Jumat, 04 Maret 2011

Bersyukur karena aku memilikimu

Entahlah, perasaan sedihku pada waktu itu tiba-tiba sirna begitu saja. Saat engkau dengan tulusnya benar-benar datang untuk menemani kesedihanku. Aku bahagia sekali. Aku bersyukur telah diberikan seorang suami seperti dirimu. Rasanya diri ini ingin menangis, terkadang aku merasa begitu egois. Hanya karena aku tidak lulus proposal tesis, semangat ini tiba-tiba begitu sangat lemah, rasanya ingin berhenti saja. Tapi engkau selalu berkata dengan penuh kesabaran "tidak apa-apa bunda, bunda nggak boleh ngomong begitu. Semua telah diatur olehNya, InsyaAllah berarti ini yang terbaik untuk bunda dan untuk kita. Tetap semangat dan jangan pernah lepas dari_Nya. Dia Maha Tau kalau bunda sudah berusaha".  Ya Allah, betapa beruntungnya aku, betapa aku harus selalu bersyukur atas karunia ini. Betapa semua orang terdekatku sangat-sangat mensupport aku walau kelemahan itu selalu ada.

Kau tau, betapa sesaknya dadaku saat malam itu melihat dirimu tertidur pulas. Sesak bukan karena aku terpukul, sesak karena aku tidak bisa memberikan yang terbaik untuk dirimu. Sesak karena selalu menyusahkanmu. Betapa engkau dengan rela menemaniku untuk belajar bersama, ke kampus bersama, untuk menemaniku membuat judul baru lagi. Saat aku bangun kesiangan *sedang lg tidak shalat lho ya...* tiba-tiba engkau membangunkanku dengan sepiring nasi goreng. Saat aku tertidur kelelahan engkaupun menyiapkan makan malam spesial dengan dua batang lilin yang kau hidupkan. Lucu terasa, tapi karena ketulusanmu semua begitu indah. Bahagia sekali, dan aku tidak pernah menyesal memilih dirimu.

Aku pun ingin dan bisa menjadi seperti dirimu. Ingin selalu berada disisimu disaat engkau sedih. Ingin selalu menemanimu disaat engkau sedih dan suka.

Sekarang, usia pernikahan kita baru menginjak kepala dua, aku berharap perasaan kita akan semakin tumbuh dan berkembang. Aneh terasa, sudah 2 tahun berjalan kita dibilang masih seperti orang pacaran. Facebook-pun sebenarnya hanya digunakan untuk bersapa dengan dirimu. Tanpa dirimu bagai sayur tanpa garam *huaacchiiss...hihi*. Iya, karena kami dulu belum merasakan pacaran. Jadi sampai sekarang rasanya ya kaya pacaran. ^ ^

Oh iya, saat pagi tgl 2 Maret itu, engkau menelpon ku dan mengucapkan selamat hari pernikahan. Engkau bercerita saat gugupnya dirimu 2 tahun lalu, karena akan segera melaksanakan ijab kabul. Kalo pada hari itu aku lagi ngapain ya? oiya, lagi dandan bo'! duuhhhh....takuut banget... bukan takut karena mau ijab kabul, tapi takut banget kalo make-up ku terlalu menor dan ga cocok dengan wajahku, hehehe. Secara, penampilan kan juga menentukan tingkat kepedean kita.hohoho... Tapi, Alhamdulillah banyak yang bilang cantik, ckikiki.... kalo nggak dibilang cantikkan nanti penata riasnya maruaahhhh....

Ahhh....ga terasa, sudah 2 tahun. Senangnya menjalaninya bersama dengan dirimu. Ditambah lagi si kecil Fathia yang sudah berada di tengah-tengah kami. Selalu menghalangi kami saat ingin berduaan, hihihi.

*cetuk-cetuk* hmmm...suara YM nih, ada yang manggil untuk sesi pemotretan lagi :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar